PERCOBAAN
IV
ELEKTROKIMIA
: SEL GALVANI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk mempelajari proses reaksi redoks dan penentuan logam sebagai
katoda dan anoda pada sel galvani serta penentuan potensial selnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Elektrokimia merupakan
ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan elektron yang terjadi pada
sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda
positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut
akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron.
Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan
elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi reduksi dan oksidasi
yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa
penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan
elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia (Harahap,
2016).
Sel volta adalah
penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang memberikan aliran elektron
lewat rangkaian luar lewat suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat kimia yang
direduksi. Dalam sel volta, oksidasi berarti dilepaskannya elektron oleh
atom,molekul atau ion dan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel-partikel
ini (Keenan,1980). Sel elektrokimia yang dibicarakan menghasilkan listrik
sebagai hasil perubahan kimia spontan. Sel ini disebut sel galvani (galvanic)
atau volta (voltaic). Kemungkinan lain yang dibicarakan kemudian adalah
produksi perubahan kimia non spontan melalui pemakaian listrik
(Petruci,1985).
III.
ALAT
DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, amplas, gelas beker, gelas
arloji, sudip, neraca analitik, 4 potong logam aluminium, logam tembaga, logam
besi, logam magnesium, dan logam seng, kawat, pipet tetes, selang plastic,
kapas, kulkas dan potensiometer.
B. Bahan
Bahan-bahan yang
diperlukan pada percobaan ini adalah 1 gram agar-agar, 10 ml aquades, 1 gram
KCl, larutan CuSO4 0,1 M, dan
larutan ZnSO4 0,1 M.
IV.
PROSEDUR
KERJA
A.
Dasar Reaksi Oksidasi-Reduksi
1. Menyediakan
larutan tembaga(II) sulfat 0.1 M, larutan besi(II)sulfat 0.1 M, magnesium
sulfat 0.1 M, dan larutan seng sulfat 0.1 M.
2.
Mengambil empat potong logam aluminium
dengan ukuran 3 x 0,5 cm. Membersihan dengan amplas.
3.
Menyediakan empat tabung reaksi dan
mengisi masing-masing tabung dengan satu jenis larutan sebanyak 2 mL.
4.
Memasukkan sepotong aluminium ke dalam
masing-masing tabung tersebut. Mengamati apa yang terjadi dan menuliskan
persamaan reaksinya.
5.
Mengulangi tahap 2,3, dan 4 tetapi
dengan menggunakan logam tembaga, besi, magnesium, dan seng.
B.
Sel Galvani
1.
Membuat jembatan garam dengan cara
melarutkan 1 gram agar-agar dengan 10 mL aquades, kemudian mendidihkan dan
menambahkan 1 gram KCl. Selanjutnya, memasukkan larutan garam tersebut dalam
selang plastic yang dilengkungkan, menyumbat ujung-ujungnya dengan kapas dan
mendinginkan dalam kulkas hingga agak mengeras.
2.
Membuat larutan CuSO4 0,1 M
dan ZnSO4 0,1 M. Memasukkan larutan ke dalam gelas beker
masing-masing, dan melengkapi dengan batang logam Cu dan Zn.
3.
Menghubungkan kedua larutan dengan
jembatan garam.
4.
Kemudian kedua batang logam (Cu dan Zn)
dihubungkan dengan kawat, arus listrik yang dihasilkan dibuktikan dengan
potensiometer.
5.
Mengamati perubahan yang terjadi pada
masing-masing batang logam dan menuliskan reaksinya, menentukan anode dan
katodanya.
6.
Mencatat angka yang tertera pada potensiometer (Eáµ’ sel). Membandingkan dengan nilai Eáµ’sel hasil perhitungan.
Mencatat angka yang tertera pada potensiometer (Eáµ’ sel). Membandingkan dengan nilai Eáµ’sel hasil perhitungan.
V.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Perhitungan
1.
Hasil
a. Dasar
Reaksi Oksidasi-Reduksi
No.
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
1.
|
Menyediakan larutan yang akan diuji.
|
Tembaga(II) sulfat 0.1 M
Besi(II)sulfat 0.1 M
Magnesium sulfat 0.1 M
Seng sulfat 0.1 M.
|
2.
|
Mengambil logam aluminium. Membersihan dengan amplas.
|
4
potong logam aluminium dengan ukuran 3 x 0,5 cm
|
3.
|
Menyediakan empat tabung reaksi dan mengisi
masing-masing tabung dengan satu jenis larutan sebanyak 2 mL.
|
Tabung
1 : 2 ml Tembaga(II) sulfat
0.1 M
Tabung
2 : 2 ml Besi(II)sulfat 0.1
M
Tabung
3 : 2 ml Magnesium sulfat
0.1 M
Tabung
4 : 2 ml Seng sulfat 0.1 M.
|
4.
|
Memasukkan sepotong aluminium ke dalam masing-masing
tabung tersebut. Mengamati apa yang terjadi dan menuliskan persamaan
reaksinya.
|
· Aluminium
-
3CuSO4 + 2Al ® Al2(SO4)3 + 3Cu
Ada
sedikit gelembung, ada endapan hitam di permukaann Al, terdapat endapan
coklat
-
2Al + 3FeSO4 ® Al2(SO4)3 + 3Fe
Warna
larutan berubah daari hijau menjadi bening
-
MgSO4 + Al → Ø
Larutan
tetap bening dan tidak ada reaksi
-
3ZnSO4 + 2Al → Al2(SO4)3 + 3Zn
Terbentung
endapak seng berwarna abu-abu keperakan
|
5.
|
Mengulangi tahap 2,3, dan 4 dengan menggunakan logam
tembaga, besi, magnesium, dan seng.
|
· Tembaga
- CuSO4
+ Cu → Cu2SO4
Larutan
semula berwarna biru menjadi putih keruh, dan terdapat endapan putih.
-
FeSO4 + Cu → Tidak bereaksi
Larutan
tetap bening, keruh, tidak ada gelembung.
-
MgSO4 + Cu → Tidak bereaksi
Larutan
bening sedikit kekuningan
-
ZnSO4 + Cu → Tidak bereaksi
Tidak
ada perubahan atau reaksi
· Besi
-
CuSO4 + Fe ® FeSO4 +
Cu
Warna
besi dari abu menjadi merah dan larutan berubah dari warna biru menjadi
kehijauan
-
FeSO4 + Fe → tidak
bereaksi
Larutan
berwarna kuning.
-
Fe + 2MgSO4 Fe(SO4)2 + 2Mg
Warna
larutan bening, terdapat endapan kuning kehijauan, logam tidak berkarat
-
ZnSO4 + Fe → Tidak bereaksi
Tidak
ada perubahan warna yang terjadi.
· Magnesium
-
CuSO4 + Mg → MgSO4 + Cu
Terdapat
banyak gelembung, ada endapan hitam saat diangkat coklat, larutan berwarna
biru menjadi hijau.
-
FeSO4 + Mg → MgSO4 + Fe
Logam
berkarat, warrna larutan berubah menjadi jingga
-
MgSO4 + Mg → Tidak bereaksi
Tetap
bening, tidak ada reaksi
-
ZnSO4 + Mg → MgSO4 + Zn
Terbentuk
endapan Mg berwarna abu-abu.
· Seng
-
CuSO4 + Zn ® ZnSO4 (aq)+Cu(s)
Terdapat
banyak gelembung, ada endapan merah coklat, larutan biru menjadi bening.
-
FeSO4 + Zn → ZnSO4 + Fe
Larutan
tetap bening, kuning, dan ada gel
-
MgSO4 + Zn → Tidak bereaksi
Tetap
bening, tidak ada reaksi
-
ZnSO4 + Fe → Tidak bereaksi
Tidak
ada perubahan/reaksi.
|
b. Sel
Galvani
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
1.
|
Membuat jembatan garam dengan cara melarutkan 1 gram
agar-agar dengan 10 mL aquades, kemudian mendidihkan dan menambahkan 1 gram
KCl. Selanjutnya, memasukkan larutan garam tersebut dalam selang plastik yang dilengkungkan, menyumbat ujung-ujungnya dengan
kapas dan mendinginkan dalam kulkas hingga agak mengeras.
|
-
Massa agar-agar = 1 gram
-
Akuades = 10 mL
-
Massa KCl = 1 gram
|
2.
|
Membuat larutan CuSO4 0,1 M dan ZnSO4
0,1 M. Memasukkan larutan ke dalam gelas beker masing-masing, dan melengkapi
dengan batang logam Cu dan Zn.
|
-
|
3.
|
Menghubungkan kedua larutan dengan jembatan garam.
|
-
|
4.
|
Kemudian kedua batang logam (Cu dan Zn) dihubungkan
dengan kawat, arus listrik yang dihasilkan dibuktikan dengan potensiometer.
|
|
5.
|
Memasukkan sepotong aluminium ke dalam masing-masing
tabung tersebut. Mengamati apa yang terjadi dan menuliskan persamaan
reaksinya.
|
-
Lempeng Cu : menebal (massa
bertambah)
-
Lempeng Zn : menipis dan keropos
Anoda : Zn ® Zn2+ + 2e-
Katoda : Cu2+ + 2e- ® Cu
Reaksi :
Zn + Cu2+ ® Zn2+ + Cu
|
6.
|
Mencatat angka yang tertera pada potensiometer (Eáµ’
sel). Membandingkan dengan nilai Eáµ’ sel hasil perhitungan.
|
|
2. Perhitungan
ZnSO4 + CuSO4
(Oksidasi) Zn ®
Cu (Reduksi)
Anoda :
Zn ®
Zn2+ + 2e- E°
= - 0.76 V
Katoda :
Cu2+ + 2e- ®
Cu E°
=+0.34 V
Reaksi :
Zn + Cu2+ ® Zn2+ + Cu E° sel = +1.1 V
E° sel = E°
reduksi - E°
oksidasi
= 0,34 – (- 0,76)
= 0,34 + 0,76
= 1,1 V
B. Pembahasan
a.
Dasar
Reaksi Oksidasi-Reduksi
Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui proses reaksi
oksidasi-reduksi (redoks) dengan mencampurkan
suatu logam dan larutan logam sulfat. Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi
penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan electron. reaksi oksidasi
adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi melalui pelepasan
electron. Prinsip percobaan ini berdasarkan pada beda potensial suatu logam
dengan logam lainnya, dimana logam dengan potensial lebih besar akan
mengoksidasi logam dengan potensial lebih rendah sehingga akan terjadinnya
reaksi redoks. Urutan beda potensial ini dapat dilihat pada deret volta.
Praktikum
ini dilakukan dengan menggunakan larutan uji yaitu tembaga(ii) sulfat, besi(ii)
sulfat, magnesium sulfat, dan larutan seng sulfat masing-masing berkonsentrasi
0,1 M yang kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda sebanyak 2
mL. Lalu memasukkan logam Al, Cu, Fe, Mg dan Zn ke-empat masing masing larutan tersebut
untuk diketahui perubahannya. Untuk menganalisis hal yang terjadi, diperlukan
pemahaman yang baik terkait teori deret volta yang telah disebutkan di atas,
dimana apabila suatu logam mengalami oksidasi, maka logam akan meluruh karena
terlarut menjadi ion-ion nya, dan apabila suatu logam tereduksi, maka akan
membentuk endapan dikarenakan logam yang berupa ion berubah menjadi fase
padatannya. Sehingga, Reaksi yang terjadi pada percobaan ini terjadi ditandai
dengan terbentuknya endapan dan gas.
Percobaan
menggunakan logam aluminium (Al) yang dimasukkan ke dalam larutan tembaga(ii)
sulfat, besi(ii) sulfat, magnesium sulfat, dan seng sulfat. Hasil pengamatannya
ialah logam Al bereaksi dengan larutan tembaga(ii) sulfat, besi(ii) sulfat, dan
seng sulfat. Hal ini dikarenakan logam Al pada reaksi yang terjadi, berubah
menjadi ion nya mengalami oksidasi kemudan berikatan dengan ion SO42-.
Ion logam yang semula berikatan dengan ion SO42- mengalami reduksi
sehingga menjadi bentuk padatannya yang diandai dengan terbentuknya endapan.
Sedangkan, logam Al tidak bereaksi dengan larutan magnesium sulfat karena logam
yang akan di oksidasi yaitu Al memiliki nilai potensial sel yang lebih besar
dari logam yang akan di reduksi yaitu Mg. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
2Al + 3CuSO4 → Al2(SO4)3 + 3Cu
2Al
+ 3FeSO4 → Al2(SO4)3 + 3Fe
2Al + 3MgSO4 → Tidak bereaksi
2Al + 3ZnSO4 → Al2(SO4)3 + 3Zn
Konsep
diatas juga digunakan dalam uji menggunakan logam Cu, Fe, Mg, dan Zn dalam larutan uji yang sama. Persamaan
reaksinya sebagai berikut:
Cu + CuSO4 → Cu2SO4
Cu + FeSO4 → Tidak bereaksi
Cu + MgSO4 → Tidak bereaksi
Cu + ZnSO4 → Tidak bereaksi
Fe + CuSO4 → FeSO4 + Cu
Fe
+ FeSO4 → Tidak bereaksi
Fe
+ 2MgSO4 → Fe(SO4)2 + 2Mg
Fe
+ ZnSO4 → Tidak bereaksi
Mg
+ CuSO4 → MgSO4 + Cu
Mg
+ FeSO4 → MgSO4 + Fe
Mg
+ MgSO4 → Tidak bereaksi
Mg
+ ZnSO4 → MgSO4 + Zn
Zn
+ CuSO4 → ZnSO4 + Cu
Zn
+ FeSO4 → ZnSO4 + Fe
Zn
+ MgSO4 → Tidak bereaksi
Zn
+ ZnSO4 → Tidak bereaksi
b. Sel
Galvani
Percobaan
ini bertujuan untuk mempelajari reaksi redoks, penentuan logam sebagai katoda dan anoda pada sel
galvani serta penentuan potensial selnya. Prinsip pada percobaan ini adalah
berdasarkan perbedaan potensial logam yang dipakai sebagai elektroda. Mekanisme
reaksi pada sel volta ialah mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Pengamatan ini menggunakan larutan CuSO4
0,1 M dan larutan ZnSO4 0,1 M dihubungkan dengan jembatan garam yang
dibuat dari 1 gram agar-agar, 10 mL aquades, dan 1 gram KCl. elektode tembaga
yang dicelupkan ke dalam larutan ion tembaga(II) yaitu larutan CuSO4
0,1 M dan sebuah elektode zink yang dicelupkan ke dalam larutan ion zink(II)
yaitu larutan ZnSO4. Hubungan listrik diantara kedua larutan
dihantarkan dengan tabung yang mengandung larutan garam KCl (jembatan
garam). Elektode tembaga dan zink
kemudian dihubungkan dengan sirkuit yang mengandung voltmeter impedansi tinggi
atau alat pengukur potensial yang lain.
Fungsi
penambahan larutan pada masing-masing gelas beker bertujuan sebagai zat yang
akan mengoksidasi logam yang akan dimasukkan dan mereduksi logam yang ada
didalam senyawa Logam Sulfat. Fungsi perlakuan dengan dihubungkan dengan
jembatan garam dan ujung jembatan ditutup dengan penyumbat berpori agar menghindarkan kedua larutan bercampur tetapi
memungkinkan ion lewat. Penguhubungan dengan arus listrik bertujuan agar proses
oksidasi dan reduksi dapat berlangsung yang ditandai dengan peluruhan dan
penebalan pada logam. Pendinginan di
kulkas bertujuan untuk membekukan agar-agar supaya dapat dipakai pada saat
percobaan. Selama reaksi redoks keseluruhan berjalan, electron mengalir keluar
dari anoda (Zn) melalui kawat dan voltmeter menuju katoda (Cu). Elektron
berpindah dari elektroda Zn ke elektroda Cu menunjukkan bahwa Zn
lebih mudah teroksidasi daripada Cu.
Hasil
dari pengamatan percobaan ini adalah Zn dalam larutan ZnSO4 (Zn2+
dan SO42-) semakin terlihat menipis atau keropos karena
teroksidasi (massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion).
Zn
®
Zn2+ + 2e- sehingga ion Zn semakin bertambah dalam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan positif (Zn2+ bertambah).
Sedangkan 2e hasil oksidasi akan mengalir ke larutan CuSO4 melalui
jembatan garam.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2+
dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada reaksi
reduksi yang menyebabkan logam Cu mengendap (massa logam Cu bertambah).
Cu2+
+ 2e- ® Cu, sehingga ion
Cu2+ semakin berkurang dalam larutan dan menyebabkan larutan
bermuatan negative (SO42- lebih banyak).
Maka
dari itu dibutuhkan jembatan garam (agar agar dan garam sebagai larutan
elektrolit inert) yang mengandung ion ion positif dan ion ion negatif karena
berfungsi menetralkan muatan positif dan negatif dalam larutan elektrolit. Na+
akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam larutan CuSO4.
Dan Cl- akan menetralkan kelebihan Zn2+ dalam larutan
ZnSO4.
Rekasi
yang terjadi pada sel adalah:
Anoda
: Zn → Zn2+ + 2e- E Zn = +0,76 V
Katoda
: Cu2+ + 2e- → Cu E Cu = +0,34 V
Reaksi
: Zn + Cu2+ → Cu + Zn2+ E Sel = +1.1 V
Dengan
notasi sel sebagai berikut:
Zn | Zn3+ || Cu+ | Cu
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
1. Reaksi
redoks merupakan gabungan dari rekasi reduksi dan oksidasi yang berlangsung
secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan elektron
sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang terjadi
pada media pengantar pada sel elektrokimia.
2. Suatu
logam akan teroksidasi (reaksi dapat terjadi) jika logam yang mengoksidasi
memiliki nilai potensial yang lebih besar dari logam yang teroksidasi. Oksidasi
dan reduksi dapat berlangsung yang ditandai dengan peluruhan dan penebalan pada
logam
3. Potensial
sel pada rangkaian sel galvani dengan elektroda Cu dan Zn sebesar 1,1 Volt. Besarnya
potensial akhir tergantung dari beberapa variabel, seperti konsentrasi spesi
ion dan temperatur.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, M. R. 2016. Sel Elektrokimia:
Karakteristik dan Aplikasi. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik
Elektro, 2(1) : 1-8.
Keenan,
C.W.1980. Ilmu kimia untuk
universitas edisi keenam Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Petrucci,
R. H. 1985. Kimia dasar prinsip dan
terapan modern. Erlangga, Jakarta.