PERCOBAAN
VII
SIFAT-SIFAT
SENYAWA ORGANIK
I. I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk mempelajari kelarutan beberapa senyawa organik dan mempelajari
beberapa reaksi senyawa organik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menentukan
banyaknya karbon dan hydrogen dilakukan dengan mengoksidasi senyawa organic
tersebut dan kemudian zat hasil oksidasi tersebut diselediki. Alkana yaitu
senyawa nonpolar sehingga gaya tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larut
dalam pelaur zat-zat organic nonpolar, misalnya benzene, karbon tetraklorida,
eter dan kloroform tidak larut dalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati,
1986).
Senyawa
berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot molekul
tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut dalam
air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1 g/ml. Selain alkana ada juga alkena
yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua
karbon-karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah
maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon (Petrucci,
1987).
Etanol
bersifat miscible terhadap air dan dengan kebanyakan larutan organik, termasuk
larutan non-polar seperti aliphatic hydrocarbons. Lebih jauh lagi penggunaan
etanol digunakan sebagai solvent untuk melarutkan obat-obatan, penguat rasa,
dan zat warna yang tidak mudah larut dalam air. Bila bahan non-polar dilarutkan
dalam etanol, dapat ditambahkan air untuk membuat larutan yang kebanyakan air.
Gugus OH dalam etanol membantu melarutkan molekul polar dan ion-ion dan gugus
alkilnya CH3CH2- dapat mengikat bahan non-polar. Dengan demikian etanol dapat
melarutkan baik non maupun polar.
Adapun, N-heksana adalah hidrokarbon alkana rantai lurus yang memiliki 6
atom karbon dengan rumus molekul C6H14. Isomer heksana
tidak reaktif dan digunakan sebagai secara luas sebagai pelarut inert dalam
reaksi organik karena heksana bersifat sangat tidak polar (Aziz dkk, 2009).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, dan hot plate.
B. Bahan
Bahan-bahan
yang diperlukan pada percobaan ini adalah n-heksana, kloroform, etanol, etil asetat, asetaldehid,
aseton, glukosa, vitamin c, akuades, KMnO4, NaI/aseton, fehling A+B, I2/betadin.
IV.
PROSEDUR
KERJA
A.
Kelarutan
Senyawa Organik.
1. Menyiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi I dengan 0,5 mL air dan tabung reaksi II diisi dengan 0,5 mL
dietil eter.
3.
Menambahkan
setetes demi setetes n-heksana
(kurang lebih 10 tetes) kedalam tabung I dan II.
4. Mengocok
dan perhatikan kelarutannya, mencatat.
5. Mengerjakan seperti diatas dengan
menggunakan senyawa organik lain yaitu kloroform, etanol, dan etil asetat.
B.
Reaksi-Reaksi
Senyawa Organik.
1.
Menyiapkan
tujuh tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Menambahkan
1 mL secara berturut-turut pada ketujuh tabung, n-heksana (1), alkohol (2), asetaldehid (3), aseton (4), kloroform
(5), glukosa (6), dan vitamin C (7).
3.
Menambahkan
larutan KMnO4 pada tabung 1,2,3, dan 4 lalu dipanaskan bila perlu.
Tabung 5 ditambah NaI/aseton lalu dikocok. Tabung 6 ditambahkan dengan Fehling
A+B lalu dipanaskan. Tabung 7 ditambahkan dengan I2 atau
betadin.
4.
Mengamati
perubahan yang terjadi pada setiap tabung
dan catat.
V.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kelarutan Senyawa Organik
No.
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
1.
|
Menyiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan
kering
|
-
|
2.
|
Mengisi tabung reaksi I dengan 0,5 mL air dan tabung
reaksi II diisi dengan 0,5 mL dietil eter.
|
Tabung
I : 0.5 ml air
Tabung
II : 0.5 ml dietil eter
|
3.
|
Menambahkan setetes demi setetes n-heksana, kloroform, etanol, dan etil asetat (kurang lebih 10 tetes) ke
dalam tabung I dan II
masing-masing.
|
n-heksasana
: 10 tetes
kloroform
: 10 tetes
etanol
: 10 tetes
etil
asetat : 10 tetes
|
4.
|
Mengocok dan perhatikan kelarutannya, mencatat.
|
n-heksana
dalam air : tidak larut
n-heksana
dalam dietil eter : larut
kloroform
dalam air : tidak larut
kloroform
dalam dietil eter : larut
etanol
dalam air : larut
etanol
dalam dietil eter : larut
etil
asetat dalam air : tidak larut
etil
asetat dalam dietil eter : larut
|
2. Reaksi-Reaksi Senyawa Organik
No.
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
1.
|
Menyiapkan tujuh tabung reaksi yang bersih dan kering.
|
-
|
2.
|
Menambahkan 1 mL secara berturut-turut pada ketujuh
tabung, n-heksana (1), alkohol (2),
asetaldehid (3), aseton (4), kloroform (5), glukosa (6), dan vitamin C (7).
|
Tabung
(1) : 1 ml n-heksana
Tabung
(2) : 1 ml alcohol
Tabung
(3) : 1 ml asetaldehid
Tabung
(4) : 1 ml aseton
Tabung
(5) : 1 ml kloroform
Tabung
(6) : 1 ml glukosa
Tabung
(7) : 1 ml vitamin C
|
3.
|
Menambahkan larutan KMnO4 pada tabung 1,2,3,
dan 4 lalu dipanaskan bila perlu. Tabung 5 ditambah NaI/aseton lalu dikocok.
Tabung 6 ditambahkan dengan Fehling A+B lalu dipanaskan. Tabung 7 ditambahkan
dengan I2 atau betadin.
|
Tabung
(1) : 1 ml n-heksana + KMnO4
Tabung
(2) : 1 ml etanol+ KMnO4
Tabung
(3) : 1 ml asetaldehid + KMnO4
Tabung
(4) : 1 ml aseton + KMnO4
Tabung
(5) : 1 ml kloroform + NaI
Tabung
(6) : 1 ml glukosa + Fehling A+B
Tabung
(7) : 1 ml vitamin C + I2
|
4.
|
Mengamati perubahan yang terjadi pada setiap
tabung dan catat.
|
Tabung
(1) : warna berubah menjadi merah bata.
Tabung
(2) : warna berubah menjadi coklat bening dan terbentuk endapan
Tabung
(3) : -
Tabung
(4) : warna berubah menjadi ungu pekat dan terbentuk endapan.
Tabung
(5) : warna tetap bening, tidak bereaksi
Tabung
(6) : warna berubah menjadi orange
Tabung
(7) : Larutan berwarna orange
|
B. Pembahasan
a.
Kelarutan
senyawa organik
Prinsip percobaan ini untuk mengetahui perbandingan
kelarutan senyawa organik dengan menggunakan dua pelarut yaitu air dan dietil
eter. Berdasarkan teori like dissolves like, maka
senyawa yang polar akan larut dalam pelarut polar, begitu pula dengan senyawa
non polar akan larut dalam pelarut non polar. Senyawa polar akan larut dalam
air, karena air bersifat polar, sedangkan senyawa non polar tiak larut dala
air. Percobaan ini
diujikan dengan beberapa senyawa organik yaitu n-heksana, kloroform, etanol,
dan etil asetat sebanyak kurang lebih 10 tetes yang masing-masing senyawa
tersebut dimasukkan ke dalam tabung I dengan 0,5 ml air serta tabung II yang
berisi 0,5 mL dietil eter. Kemudian dikocok, untuk melihat larutan menjadi
homogen(larut) atau tidak larut.
Hasil pengamatan dalam uji kelarutan senyawa organik
ini yaitu pada pelarut air, senyawa n-heksana, kloroform dan etil asetat
memiliki 2 fase yaitu tidak dapat larut dalam air. Hidrokarbon
tidak dapat larut dalam air disebabkan oleh sifatnya kurang reaktif dan
merupakan senyawa nonpolar. Sedangkan, pada senyawa etanol dapat larut dalam
air dikarenakan senyawa tersebut
dengan gugus fungsi hidroksil (–OH) bersifat polar, sama seperti air. Dengan
kemiripan sifat inilah, maka senyawa dengan gugus hidroksil akan larut
dalam air. senyawa hidrokarbon merupakan senyawa
yang non polar, maka jika kedua senyawa tersebut dicampurkan tidak akan bersatu
atau menimbulkan dua fase.
Pelarut dietil eter, merupakan pelarut non polar yang
secara teoritis hanya dapat melarutkan senyawa-senyawa nonpolar pula. Hasil
percobaan kali ini tidak sesuai dengan teori pelarutan karena senyawa polar
seperti etanol dapat larut dalam air. Hal ini kemungkinan besar karena
kesalahan pada saat pengamatan, seperti pencucian tabung reaksi yang belum
bersih benar maupun pemakaian alat seperti pipet tetes yang masih mengandung
senyawa lain dan menyebabkan hasil percobaan kurang akurat dengan literatur
yang ada. Selain itu, n-heksana, kloroform, dan etil asetat dapat larut dalam
pelarut dietil eter yang menunjukkan senyawa tersebut bersifat nonpolar.
b. Reaksi-reaksi senyawa organik
Reaksi organik adalah
berbagai reaksi kimia yang melibatkan senyawa organik. Dasar
bagi berbagai jenis reaksi kimia organic adalah reaksi adisi, reaksi
eliminasi, reaksi substitusi, reaksi perisikli, reaksi penataan ulang, reaksi
fotokimia, dan reaksi redoks.
Percobaan
ini menggunakan uji KMnO4, uji iodoform, uji fehling, uji I2
atau betadin. Dalam uji larutan KMnO4, ditambahkan masing-masing ke
dalam tabung (1) yaitu 1 ml n-heksana,
tabung (2) yaitu 1 ml alcohol, tabung (3) yaitu 1 ml asetaldehid, dan tabung
(4) yaitu 1 ml aseton. Lalu bila perlu dipanaskan untuk mempercepat berlangsungnya
reaksi. Dari data pengamatan, Semua senyawa organic bereaksi dengan KMnO4. Namun,
n-heksana dan aseton berbeda secara teoritis karena n-heksana tidak bereaksi
dengan KMnO4 dengan tidak dihasilkannya endapan coklat dan tidak mengubah warna
ungu dari KMnO4. Pada percobaan
pengoksidasi ini, Senyawa hidrokarbon tak jenuh bisa
merubah warna KMnO4 karena jika hidrokarbontak jenuh direaksikan dengan
KMnO4 maka KMnO4 disini akan digunakan sebagai
katalis. Hilangnya warna ungu ion MnO4- disebabkan
oleh adanya reaksi ion MnO4- dengan alkena atau alkuna-senyawa
hidrokarbon tak jenuh seperti etanol, dan asetaldehida membentuk glikol
dan endapan coklat dari MnO2-. Reaksinya sebagai
berikut :
·
N-heksana + KMnO4
C6H14 + KMnO4 -> (tidak
bereaksi)
·
Alkohol + KMnO4
5C2H5OH + 4KMnO4 +
4H2O ->5CH3COOH + 4MnO4 + 2KOH
·
Asetaldehida + KMnO4
5 R-CHO+2 KMnO4+ H2SO4==> 5
R-COOH+MnO2+MnSO4+H2O
Ungu Coklat
·
Aseton + KMnO4
Percobaan
berikutnya yaitu pada tabung (5) yang berisi 1 ml kloroform direaksikan dengan
NaI/aseton. Dengan perlakuan yaitu dikocok untuk menghomogenkan larutan. Dari
hasil pengamatan, tidak ada perubahan yang terjadi, yang menandakan kloroform
tidak bereaksi dengan NaI. Penambahan NaI pada kloroform membuat larutan
terpisah menjadi dua fase dan larutan tak berwarna.. Reaksi dengan reagen
NaI memberikan hasil negative
karena posisi Cl tidak dapat diganti dengan I. Hal ini terjadi
karena Cl lebih reaktif daripada I, oleh karena itu, tidak terjadi reaaksi
substitusi.
CH3Cl
+ NaI -> tidak bereaksi
Percobaan
berikutnya yaitu pada tabung (6) yang berisi 1 ml glukosa diujikan dengan
fehling A+B lalu dipanaskan unruk mempercepat reaksi berlangsung. Dari data
pengamatan, Reaksi ini menghasilkan warna orange. Berbeda dengan literature
bahwa glukosa bereaksi dengan fehling A+B dengan dihasilkannya warna merah
bata. Karena dalam pereaksi ini Ion Cu2+ direduksi menjadi IonCu+ yang
dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2.
Percobaan
terakhir dengan meraksikan vitamin c dengan I2/betadin. Dari hasil
pengamatan, warna vitamin C yang semula berawrna kuning ditambahkan iodin yang
berwarna coklat kemerahan akan bereaksi menghasilkan warna orange. karena
reaksi antara asam askorbat dalam vitamin C dan iodin akan menghilangkan warna
dari iodine maka terjadi reaksi eliminasi dan redoks. Persamaan reaksi Redok
ini adalah :
C6H5O6
+ I2 -> C6H6O6 + 2I- + 2H+
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
1.
Senyawa
organik dapat larut dalam pelarut polar dan non polar. Kelarutan senyawa
organik tergantung pada kemampuan senyawa organik untuk membentuk ikatan
hidrogen dengan atom-atom elektronegatif sehingga dapat larut dalam senyawa
polar. Senyawa polar
cenderung larut pada pelarut polar, sebaliknya senyawa nonpolar cenderung larut
pada pelarut nonpolar.Senyawa
nonpolar yaitu n-heksana, kloroform, dan
etil asetat, sedangkan senyawa polar seperti etanol.
2.
Reaksi kimia organik bisa berupa reaksi
adisi, reaksi eliminasi, reaksi substitusi, reaksi perisikli, reaksi penataan
ulang, reaksi fotokimia, dan reaksi redoks. Senyawa
organik seperti alkohol dan asetaldehida dapat mengalami reaksi oksidasi dengan
KmnO4 sedangkan n-heksana dan aseton tidak teroksidasi dengan pelarut KMnO4,
kloroform tidak dapat mengalami reaksi subtitusi dengan KI/aseton, glukosa
dapat mengalami reaksi identifikasi dengan fehling A+B dan vitamin C dapat mengalami
reaksi eliminasi dengan I2.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, T., KN, R. C., & Fresca, A. 2009. Pengaruh pelarut
heksana dan etanol, volume pelarut, dan waktu ekstraksi terhadap hasil
ekstraksi minyak kopi. Jurnal Teknik Kimia, 16(1) : 1-8.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan terapan
Modern Jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Respati.
1986. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Aksara
Baru, Jakarta.